Senin, 03 Agustus 2015

MANAJEMEN STRESS PADA IBU BEKERJA

Management Stress Pada Ibu Bekerja yang Menyusui
Materi MABES TATC (Mari Belajar Bersama Tambah Asi Tambah Cinta)
3 Agustus 2015
Masih dalam rangkaian pekan ASI sedunia yang tahun ini mengambil tema “Breastfeeding and Work, Let’s Make It Work”, hari ini mari kita belajar bersama mengenai Management Stress Pada Ibu Bekerja yang Menyusui.
Sebagai Ibu bekerja, pasti tetap ingin memberikan yang terbaik bagi putra putrinya setelah masa bulan madu alias cuti melahirkan selesai. Untuk itu, seorang Ibu harus mengelola time management dalam pumping dan mengelola stress management.
Hari ini, saya akan akan berbicara mengenai mengelola stress management pada Ibu bekerja. Seperti kita tahu bahwa pemberian asi diproduksi sebagai hasil kerja gabungan antara hormon yang terdapat dalam tubuh ibu dan refleksi yang dirangsang oleh hormon tersebut. Perangsangan pada payudara akibat hisapan bayi saat menyusu akan menimbulkan impuls yang menuju hipotalamus, salah satu organ dalam otak kita. Impuls dari hipotalamus akan diteruskan ke hipofisis bagian depan yang mengeluarkan hormon prolaktin dan ke hipofisis bagian belakang yang berfungsi mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon prolaktin di alirkan oleh darah ke kelenjar payudara, maka terjadilah refleks pembentukan ASI.
Refleks pengeluaran ASI lebih rumit dibandingkan refleks pembentukan ASI. Pikiran maupun perasaan ibu akan sangat memengaruhi refleks ini. Idealnya, jika perasaan Ibu tenang dan bahagia maka akan dapat meningkatkan refleks pengeluaran ASI. Sebaliknya stress merupakan hal yang akan menghambat refleks oksitosin.
Seorang Ibu menyusui yang mengalami stress, akan membuat bayinya merasa tidak nyaman dengan suasana hati ibu. Seringkali bayi menolak menyusu sehingga perangsangan payudara tidak terjadi dan produksi ASI pun berhenti. Jika bayi dapat mentolerir suasana hati Ibu, adanya stress akan mengakibatkan refleks oksitosin terhambat sehingga ASI yang diproduksi tidak bisa keluar dengan cukup, yang lama kelamaan akan terhenti produksinya.
Lalu bagaimana dengan Ibu bekerja yang menyusui, dimana para Ibu bekerja ini rentan stress misal stress dari tingkat kesibukan dan kesulitan bekerja, stress dari banyaknya load pekerjaan yang harus diselesaikan sampai stress dengan masalah yang terjadi dalam lingkungan pekerjaan. Ibu bekerja yang dimaksud adalah baik Ibu yang bekerja di kantoran, Ibu yang bekerja di rumah (ber-wiraswasta atau memiliki usaha online) maupun Ibu yang bekerja part-time.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi stress, seperti:
1. Membuat rencana kerja jangka pendek (harian) dan jangka panjang (bulanan). Pengalamanku, untuk hal ini, aku membuat to-do-list. Dimana hal ini membantuku untuk lebih teratur dalam mengerjakan pekerjaan dan lebih terlihat prioritasnya.
2. Bangun iklim tim yang menyenangkan dengan rekan kerja. Dimana iklim yang menyenangkan, walaupun terhadang masalah berat akan membantu melewati masalah yang menghadang.
3. Lakukan break untuk beberapa menit selama bekerja. Santai dan tarik nafas dalam-dalam. Minum coklat panas atau teh hangat juga bisa membantu memperbaiki mood dan mengurangi stress.
4. Mendelegasikan sebagian pekerjaan kepada anak buah.
5. Toleransi kepada sesama rekan kerja, dimana kita harus mengerti bahwa setiap pribadi adalah unik dan setiap orang berbeda-beda dalam hal bagaimana mereka menyelesaikan masalah.
6. Lakukan pemijatan tubuh (body massage), lebih baik lagi suami yang memijat sehingga juga merangsang hormon oksitosin. Pemijatan baik sekali untuk relaksasi dan penormalan tekanan darah.
7. Berolahraga teratur. Berolahraga akan memobilisasi otot-otot kita, mempercepat aliran darah dan membuka paru-paru untuk mengambil oksigen. Dengan berolahraga teratur, maka akan memperbaiki kualitas tidur dan kesehatan yang lebih baik.
8. Lakukan hobi/me time. Minta bantuan suami untuk menjaga anak selama Ibu melakukan hobi/me time. Melakukan hobi/me time akan membuat pikiran Ibu lebih relaks dan memperbaiki mood.
9. Memperbaiki kualitas tidur. Jika tidur cukup waktu maka akan memperbaiki konsentrasi dan lebih mudah dalam mengendalikan stress.
10. Berdoa. Berdoa akan mendekatkan kita kepada Tuhan dan mengurangi tingkatan stress.
11. Bercerita tentang masalah yang dihadapi kepada orang yang dipercaya misal suami atau sahabat dengan harapan tekanan akan berkurang dan mendapat pencerahan dari permasalahan yang dihadapi.
12. Meminta bantuan kepada yang ahli misal psikolog jika dirasa tekanan stress sudah mengganggu.
13. Konsumsi buah yang mengandung vitamin C dimana vitamin C dapat membantu tubuh untuk mengatasi stress. Contoh: Blueberry. Atau konsumsi makanan yang mengandung Triptofan – asam amino yang digunakan tubuh untuk membuat serotonin, neurotransmitter yang memperlambat aktivitas saraf di dalam otak sehingga dapat menenangkan pikiran dan tubuh. Contohnya adalah daging unggas, kacang-kacangan, biji-bijian, kedelai, susu, rumput laut dan buat pisang.
14. Mengatur waktu bersama suami. Selain si kecil, Ibu harus ingat bahwa suami juga membutuhkan kasih sayang dan perhatian. Aturlah waktu yang tepat untuk Ibu berduaan dengan suami sehingga komunikasi akan tetap terjalin dengan baik.
15. Mendengarkan musik yang disukai juga bisa membantu mengurangi stress dan meningkatkan mood.
16. Tambahan 1 lagi dari pengalaman pribadi, aku suka melihat video atau foto anak untuk boost emosi dan mengurangi stress.
Yang perlu diingat adalah you’re not alone mom. Seorang Ibu akan berjuang demi yang terbaik untuk anak-anaknya termasuk dalam menghadapi stress. Tips-tips diatas hanyalah sebagian kecil yang mungkin bisa membantu Ibu, tentu setiap Ibu akan memiliki ciri khas sendiri dalam menyelesaikan masalah dan mengurangi stress.
Tetap semangat menyusui walau bekerja, tetap semangat memberi yang terbaik sampai anak berusia 2 tahun.

MEDIA PEMBERIAN ASI PERAH (ASIP)

Seringkali seorang ibu pergi meninggalkan bayinya untuk waktu tertentu dengan suatu alasan, seperti bekerja, sekolah, ada leperluan yang tidak bisa mengajak bayi untuk ikut serta, dan sebagainya.
[Mabes TATC - Mari Belajar Sama-sama, Tambah ASI Tambah Cinta]
2 Agustus 2015
Masih dalam rangkaian Pekan ASI Sedunia yang tahun ini mengambil tema 'Breastfeeding and Work, Let's Make It Work', kali ini yuk kita kupas media penyajian Air Susu Ibu Perah (ASIP). ASI adalah hak anak, tetapi bagaimana ketika ibu dan bayi harus terpisah jarak atau ada kondisi lain yang membuat bayi tak bisa menyusu langsung? Pemberian ASIP menjadi jawabannya.
Nah, untuk menyajikan ASIP yang telah disiapkan agar bisa diminum oleh bayi tentunya perlu sarana atau media. Beberapa media yang bisa dipilih adalah:
1. Cangkir kecil atau sloki. Tidak harus yang bermerk/dikhususkan untuk itu sebenarnya (yang biasanya disebut cup feeder), tetapi bisa juga manfaatkan yang sudah ada. Seorang teman kuliah saya memilih gelas beling biasa, sedangkan salah satu admin di sini menggunakan tutup botol dot.
2. Sendok. Jika ada, pilih yang bahannya empuk untuk mengurangi kemungkinan menyakiti gusi atau rongga mulut bayi. Praktis dan biasanya di setiap rumah ada, sehingga cocok juga untuk yang pemberian ASIP-nya hanya temporer atau mendadak.
3. Botol sendok, ada botol sendok yang sebetulnya ditujukan untuk penyajian MPASI dengan tekstur lebih kental ketimbang ASIP, sehingga beberapa sumber tidak menyarankan untuk ASIP yang akan mengalir lebih cepat dengan ukuran lubang seperti itu.
4. Ada pula semacam botol sendok yang memang fungsinya untuk kasih ASIP, biasanya disebut dengan soft cup feeder. Ujungnya tidak selalu mirip dengan sendok memang, tapi cara kerjanya lebih kurang sama dengan botol sendok yaitu bagian badan/botol penampung ASIP atau leher 'sendok'-nya dipencet agar cairan dalam badan/botolnya keluar.
5. Pipet tetes, bisa pakai yang sering disertakan dalam kemasan obat untuk bayi, atau beli di apotek.
6. Spuit suntikan tanpa jarum, ini juga bisa dicari di apotek. Berhubung saya tidak punya, di foto ini diwakili dengan medicine feeder yang cara kerjanya sistem piston untuk disemprotkan juga seperti suntikan.
7. Cangkir dengan corot dari bahan tidak kenyal (sippy cup/training cup dengan hard spout). Pastikan keterangan usia di kemasan sesuai dengan umur bayi saat cangkirnya akan dipakai, dan pilih yang ada katup antisedaknya.
8. Media khusus untuk kondisi tertentu seperti Haberman feeder yang diperuntukkan bagi bayi dengan bibir/langit-langit mulut yang berbeda. Terdapat pula alat bantu menyusui berupa selang kecil yang ditempelkan di payudara untuk mengalirkan ASIP saat proses relaktasi agar bayi kembali bisa menyusu langsung atau menyusu ke ibu adopsi misalnya.
Lalu, bagaimana dengan dot?









Dot adalah media penyajian untuk bayi yang tampaknya paling umum dipakai, entah itu isinya sufor, ASIP, air putih, sari buah, maupun minuman lainnya. Namun, pemakaian dot sejatinya tidak disarankan karena berbagai risiko yang ada. Jika dulu semasa saya menyusui anak pertama yang sering dikhawatirkan dan ditanyakan ibu-ibu lalu mendorong munculnya berbagai saran adalah 'bagaimana agar bayi tidak bingung puting?' dalam arti tips supaya bayi tetap mau menyusu langsung meskipun saat berjauhan dari ibu diberi dot, belakangan risiko lain mengemuka (atau sayanya saja yang kurang gaul ya sampai telat tahunya, hehehe). Jadi, ada yang diistilahkan sebagai bingung puting silent, kondisi di mana bayi tidak menolak menyusu pada payudara ibunya, tetapi produksi ASI ibu menurun. Ini dikarenakan dot merusak daya isap bayi, walhasil ASI yang terambil tidak maksimal dan 'pengosongan' payudara yang seharusnya mendorong ASI dibuat lagi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Belum lagi dampak lain terhadap kesehatan yang mengintai gara-gara pakai dot, antara lain infeksi telinga, masalah gigi, dan obesitas. Oh ya, cangkir bayi dengan corot kenyal/soft spout juga baiknya dihindari karena mekanismenya mirip dot. Berlaku juga untuk dot yang diklaim mirip payudara ibu, ya. Toh payudara tiap ibu (bahkan kanan-kiri pada orang yang sama) kan beda-beda ya bentuk dan ukurannya. Lagipula, irama isapan bayi yang di awal menyusu pendek-pendek cepat untuk nantinya diperlambat dan diperdalam juga tidak bisa diterapkan pada dot, termasuk dot yang dipromosikan jika dibalik isinya tidak tumpah.
Selanjutnya, bagaimana agar bayi lancar minum ASIP dengan media yang sudah dipilih? Beberapa tips di bawah ini bisa diterapkan:
1. Cari tahu dulu bagaimana cara penggunaan media yang dipilih dengan tepat. Misalnya untuk cangkir dan sendok, tempelkan ke mulut bayi agar bayi menjilat atau menyeruput sendiri, bukan ASIP-nya yang dituang ke mulut bayi. Sedangkan untuk pipet dan spuit, semprotkan ke dinding pipi bagian dalam, bukan ke kerongkongan. Posisi bayi tentu cenderung tegak, tidak boleh berbaring. Yang dikhawatirkan biasanya adalah potensi tersedak. Perlu ketelatenan dan kesabaran memang. Media penyajian ini juga bisa cocok-cocokan, oleh karenanya jika memungkinkan cobalah beberapa jenis media (yang aman), mana yang lebih nyaman bagi bayi maupun yang mengasuhnya.
2. Kalau perlu, cari video contohnya, misalnya di youtube agar bayangannya lebih jelas. Ajak orang yang nanti akan rutin menyajikan atau melatih minum ASIP-nya nonton bareng.
3. Kenapa harus nonton bareng? Karena yang (melatih) menyuapi ASIP idealnya bukan ibu. Apabila ada 'gentong' aslinya, bahkan sekadar tercium aromanya, bayi cenderung akan menolak ASIP. Jadi selama dilatih, ibu ngumpet dulu ya, kalau perlu keluar rumah. Seringkali perlu juga membangun bonding terlebih dahulu antara bayi dengan yang akan menyajikan ASIP-nya sehari-hari.
4. Sampaikan apa yang ibu inginkan terkait penyajian ASIP ini ke orang-orang di rumah/pengasuh (mungkin di tempat penitipan) sedini mungkin. Bisa dipahami bahwa ada kemungkinan penolakan, jadi sekali lagi sabar ya untuk menjelaskan baik-baik (atau galak-galak, hehehe, ibu yang lebih tahu karakter lawan bicara). Latih juga bayi minum ASIP sejak awal, bahkan jika belum dapat-dapat pengasuh. Setidaknya bayi sudah akrab dengan media tersebut sehingga kalaupun pengasuh baru didapat di saat-saat terakhir menjelang ibu masuk kerja (saya banget, ini!), adaptasinya tidak sulit.
5. Tawarkan ASIP ke bayi saat bayi belum lapar benar. Prinsipnya hampir sama dengan menawarkan menyusu langsung, jadi kalau bayi sudah telanjur nangis gara-gara tanda laparnya terlambat direspon, usahakan pengasuhnya tenang dulu agar bisa menenangkan bayi. Berikan ASIP setelah tangis bayi reda.
6. Sounding alias sampaikan ke bayi dengan kata-kata positif, misalnya "Anak pinter yuk kalau bunda pergi minum ASIP-nya pakai ini ya...". Usia semuda itu bukan berarti bayi bakal tak mengerti apa yang kita sampaikan.
7. Sekali lagi, sabar dan semangat. Jika ibu menemui kesulitan, tidak tidak ada salahnya minta tolong pihak yang kompeten seperti konselor laktasi untuk mengajari.
8. Doa, tentunya.

Sumber : copas tulisan mba Leila Rizki Niwanda di grup Tambah ASI Tambah Cinta
==============================================================================
Kirana minum menggunakan Haberman feeder

Haberman feeder
Kirana menggunakan OGT.
Ada tambahan media pemberian ASIP,tapi untuk anak yang mempunyai kesulitan menyusu karena kondisi medis dan atau pada ABK (sepertinya ada juga ibu dari anak-anak seperti ini yang tetap bekerja),seperti anak dengan CBL,PRS,DS,dsb (jika tidak memungkinkan menggunakan media yang sudah disebutkan di atas) :
- special needs feeder (kalau di Indonesia setahu saya ada merk Medela dan Pigeon saja,tapi di LN juga ada merk Mead Jhonson,dr.Brown.) → ini wujudnya tampak seperti dot,tapi saya pernah diinformasikan oleh salah seorang KL bahwa ini tidak termasuk golongan dot,melainkan feeder.
- OGT (Oral-Gastric Tube) → selang kecil (sonde) yang dimasukkan melalui mulut,jadi asupan langsung menuju ke lambung
- NGT (Naso-Gastric Tube) → selang kecil (sonde) yang dimasukkan melalui hidung,jadi asupan langsung menuju ke lambung
- Gtube (Gastric Tube) → selang kecil (sonde) yang dimasukkan langsung dari perut,jadi asupan langsung menuju ke lambung (yang ini saya belum tahu apa diterapkan juga di Indonesia atau tidak,tapi yang umum saya lihat yah OGT dan NGT)

Note : sonde hanya digunakan dalam kondisi yang cukup parah,anak tidak bisa menggunakan mulutnya untuk makan dan minum. Sonde juga punya resiko seperti resiko infeksi,resiko perlukaan,anak juga berkurang kesempatan belajar mengunyah,menelan,menghisap,menggunakan oromotornya,dsb. Cmiiw

Mengapa tidak dianjurkan memakai dot?
Karena dot menyimpan resiko, seperti bingung puting, over feeding, dsb.
Untuk selengkapnya silakan cek di sini

Sabtu, 01 Agustus 2015

SERBA SERBI ASI PERAH (ASIP)

[MABES TATC]
1 Agustus 2015
SERBA SERBI ASIP
Dalam rangka turut memeriahkan World Breastfeeding Week 2015 yang bertema  “Breastfeeding and Work: Let's Make it Work!” yang jatuh pada tanggal 1-7 Agustus 2015, MABES TATC akan mengangkat info-info seputar MANAJEMEN LAKTASI IBU BEKERJA yang penting bagi ibu bekerja.
ASI adalah cairan emas yang hidup dan paling pas untuk asupan bayi, merupakan nutria terbaik bagi tumbuh kembang bayi. ASI adalah hak asasi seorang anak, maka ibu perlu memenuhi hak anak atas ASI.
Namun seringkali kondisi ibu yang masih harus bekerja menjadi salah satu alasan ibu menghadapi dilema dan kesulitan untuk tetap memberikan ASI bagi buah hatinya, apalagi berdasarkan Penelitian Basrowi pada 2013 di Indonesia menemukan, hanya 1 dari 6 tempat bekerja yang diteliti memiliki tempat khusus yang layak untuk memerah ASI. Padahal, dalam konvensi Organisasi Pekerja Internasional tercantum bahwa cuti melahirkan selama 14 minggu dan penyedia sarana pendukung ibu menyusui pun wajib tersedia di tempat kerja. Selain itu, Pasal 30 dalam PP no. 33 tahun 2012 tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif menyebutkan, pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui atau memerah ASI, sesuai dengan kondisi perusahaan, dan ada banyak tantangan menyusui bagi ibu berkerja, namun di balik setiap tantangan tentunya akan  ada cara untuk menaklukkannya, seperti yang tertulis dalam http://www.ayahbunda.co.id/kelahiran-tips/laktasi%3a-tantangan-menyusui-ibu-bekerja
Sangatlah penting bagi ibu untuk memahami manajemen laktasi yang baik, yaitu terkait dengan kegiatan memerah ASI, serba serbi ASIP, manajemen stress, manajemen waktu, cara memberikan ASIP bagi bayi, dsb, ,

Sebagai pembuka rangkaian materi MABES TATC seputar manajemen laktasi ibu bekerja, saya akan menginfokan tentang serba-serbi ASIP.
Saat ibu bekerja, ibu tidak berdekatan  dengan bayi dan tidak dapat menyusui langsung , maka ASIP adalah solusi terbaik agar si kecil dapat tetap mendapatkan haknya atas ASI dan tumbuh berkembang lebih optimal, namun saat ibu telah kembali berdekatan dengan bayi, susui bayi sesering mungkin semau bayi, karena menyusui lebih dari sekedar memberikan ASI..
Bagaimana cara menyimpan ASIP?
Bagaimana cara menyajikan ASIP?
Wadah apa yang digunakan untuk menyimpan ASIP?
Dan masih banyak pertanyaan lain seputar ASIP, telah ada jawabannya di https://www.facebook.com/notes/tambah-asi-tambah-cinta/serba-serbi-asi-perah/161429177252560?hc_location=ufi
ASI adalah cairan hidup yang setiap saat akan berubah komposisinya mengikuti kebutuhan bayi, maka jika ibu bekerja, sebaiknya ibu memberikan ASIP segar, sementara ASIP beku hanya menjadi cadangan jika terjadi kondisi darurat, atau misal ibu ingin agar ada perputara ASIP maka bisa di mix antara ASIP segar dan ASIP beku, namun tetap lebih baik jika dominan ASIP segar, misal Bayi minum 5 botol ASIP, maka berikan 4 botol ASIP segar dan 1 botol ASIP beku.

BERAPA BANYAK KEBUTUHAN ASI BAYIKU?

Hal ini juga seringkali menjadi pertanyaan ibu, terutama bagi ibu bekerja, karena ibu tidak bisa 24jam terus bersama anaknya, sehingga harus tetap memberikan ASIP (ASI Perah).
Kebutuhan setiap bayi berbeda, tetapi ada cara untuk memperkirakan kebutuhan ASI bagi bayi.
Penelitian membuktikan bahwa bayi usia 0-6 bulan rata-rata  membutuhkan sekitar 25oz (750ml) per hari. Kebutuhannya akan berbeda masing-masing bayi, tapi umumnya rata-rata minum sekitar 19-30oz (570-900 ml) per hari (dalamhttp://www.kellymom.com/bf/pumping/milkcalc.html).

Dalam http://www.kellymom.com/bf/pumping/milkcalc.html juga menjelaskan bahwa kita bisa menggunakan cara berikut utk menghitung perkiraan kebutuhan ASIP pada bayi :
·         Perkiraan frekuensi bayi menyusu dalam 1hari (24jam).
·         Kemudian jumlah frekuensi menyusu tsb di bagi dengan 25oz (750ml).
·         Kemudian kita akan mendapatkan perkiraan kebutuhan ASIP per sekali minum
Contoh : Jika bayi biasa menyusu 8 kali per hari, maka ibu bisa memperkirakan kebutuhan bayi sktr 3oz (90ml) sekali minum saat ibu tidak berada dekat bayi. (25/8 = 3,1)

Jadi rumus berdasarkan http://www.kellymom.com/bf/pumping/milkcalc.html  (dlm situs ini jg terdapat kakulator penghitungnya) adalah :
25 oz / frekuensi menyusu = kebutuhan ASIP

Senja beratnya 4.7 kilogram, berarti 10.3 pounds. Setelah itu dikalikan 2,5 sampai 3, maka kita dapat angka 25,75 dan 30.9. Dalam sehari Senja kira-kira minum sebanyak 10-12 kali. Berarti setiap kali minum Senja butuh 2,14 sampai 2,5 oz alias 63-74 ml. Yah patokan amannya sekitar 70 ml deh.
Jadi  rumusnya adalah :
·         BB bayi (dlm satuan pounds) x 2,5oz x perkiraan frekuensi menyusu = kebutuhan ASIP (minimal)
·         BB bayi (dlm satuan pounds) x 3oz x perkiraan frekuensi menyusu = kebutuhan ASIP (maksimal)
NOTE : 1kg = 2,2 pounds ;  1oz = 30ml (ini pembulatan looh) ;)

Selain beberapa rumus di atas, saya juga pernah mendapat info dari konselor laktasi tentang cara menghitung kebutuhan ASIP yaitu 150 – 200 ml per kg berat badan bayi/hari dibagi frekuensi menyusu, misal  : bayi A berat 5 kg maka kebutuhan  dalam 24 jam kira-kira 750 – 1000 ml, lalu jika bayi menyusu per 3 jam atau 8 kali dalam 24 jam, maka kebutuhan dalam 24 jam akan dibagi 8, dan perkiraan kebutuhan ASIP per sesi menyusu adalah 93,75 – 125 ml per 3jam. Jika ibu meninggalkan anak bekerja selama 12 jam, berarti ada 4 sesi menyusu sehingga ibu perlu menyediakan stok ASIP sebanyak 375 – 500 ml.

Perhitungan kebutuhan ASIP tersebut tentunya hanya merupakan perkiraan, pada pelaksanaannya ibu perlu jeli dalam mengevaluasi kebutuhan ASIP bagi bayinya selama ibu meninggalkan bayinya untuk bekerja.

Ayo ibu bekerja, tetap semangat memberikan ASI untuk anakmu, menyusuilah dengan keras kepala.
Sesulit apapun tantangan menyusuimu, you’re not alone mom J


Sumber :
Semua diakses tanggal 1 Agustus 2015 dini hari.


Happy World Breastfeeding Week 2015
Breastfeeding and Work: Let's Make it Work!!

Nanda - Creator