Senin, 03 Agustus 2015

MANAJEMEN STRESS PADA IBU BEKERJA

Management Stress Pada Ibu Bekerja yang Menyusui
Materi MABES TATC (Mari Belajar Bersama Tambah Asi Tambah Cinta)
3 Agustus 2015
Masih dalam rangkaian pekan ASI sedunia yang tahun ini mengambil tema “Breastfeeding and Work, Let’s Make It Work”, hari ini mari kita belajar bersama mengenai Management Stress Pada Ibu Bekerja yang Menyusui.
Sebagai Ibu bekerja, pasti tetap ingin memberikan yang terbaik bagi putra putrinya setelah masa bulan madu alias cuti melahirkan selesai. Untuk itu, seorang Ibu harus mengelola time management dalam pumping dan mengelola stress management.
Hari ini, saya akan akan berbicara mengenai mengelola stress management pada Ibu bekerja. Seperti kita tahu bahwa pemberian asi diproduksi sebagai hasil kerja gabungan antara hormon yang terdapat dalam tubuh ibu dan refleksi yang dirangsang oleh hormon tersebut. Perangsangan pada payudara akibat hisapan bayi saat menyusu akan menimbulkan impuls yang menuju hipotalamus, salah satu organ dalam otak kita. Impuls dari hipotalamus akan diteruskan ke hipofisis bagian depan yang mengeluarkan hormon prolaktin dan ke hipofisis bagian belakang yang berfungsi mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon prolaktin di alirkan oleh darah ke kelenjar payudara, maka terjadilah refleks pembentukan ASI.
Refleks pengeluaran ASI lebih rumit dibandingkan refleks pembentukan ASI. Pikiran maupun perasaan ibu akan sangat memengaruhi refleks ini. Idealnya, jika perasaan Ibu tenang dan bahagia maka akan dapat meningkatkan refleks pengeluaran ASI. Sebaliknya stress merupakan hal yang akan menghambat refleks oksitosin.
Seorang Ibu menyusui yang mengalami stress, akan membuat bayinya merasa tidak nyaman dengan suasana hati ibu. Seringkali bayi menolak menyusu sehingga perangsangan payudara tidak terjadi dan produksi ASI pun berhenti. Jika bayi dapat mentolerir suasana hati Ibu, adanya stress akan mengakibatkan refleks oksitosin terhambat sehingga ASI yang diproduksi tidak bisa keluar dengan cukup, yang lama kelamaan akan terhenti produksinya.
Lalu bagaimana dengan Ibu bekerja yang menyusui, dimana para Ibu bekerja ini rentan stress misal stress dari tingkat kesibukan dan kesulitan bekerja, stress dari banyaknya load pekerjaan yang harus diselesaikan sampai stress dengan masalah yang terjadi dalam lingkungan pekerjaan. Ibu bekerja yang dimaksud adalah baik Ibu yang bekerja di kantoran, Ibu yang bekerja di rumah (ber-wiraswasta atau memiliki usaha online) maupun Ibu yang bekerja part-time.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi stress, seperti:
1. Membuat rencana kerja jangka pendek (harian) dan jangka panjang (bulanan). Pengalamanku, untuk hal ini, aku membuat to-do-list. Dimana hal ini membantuku untuk lebih teratur dalam mengerjakan pekerjaan dan lebih terlihat prioritasnya.
2. Bangun iklim tim yang menyenangkan dengan rekan kerja. Dimana iklim yang menyenangkan, walaupun terhadang masalah berat akan membantu melewati masalah yang menghadang.
3. Lakukan break untuk beberapa menit selama bekerja. Santai dan tarik nafas dalam-dalam. Minum coklat panas atau teh hangat juga bisa membantu memperbaiki mood dan mengurangi stress.
4. Mendelegasikan sebagian pekerjaan kepada anak buah.
5. Toleransi kepada sesama rekan kerja, dimana kita harus mengerti bahwa setiap pribadi adalah unik dan setiap orang berbeda-beda dalam hal bagaimana mereka menyelesaikan masalah.
6. Lakukan pemijatan tubuh (body massage), lebih baik lagi suami yang memijat sehingga juga merangsang hormon oksitosin. Pemijatan baik sekali untuk relaksasi dan penormalan tekanan darah.
7. Berolahraga teratur. Berolahraga akan memobilisasi otot-otot kita, mempercepat aliran darah dan membuka paru-paru untuk mengambil oksigen. Dengan berolahraga teratur, maka akan memperbaiki kualitas tidur dan kesehatan yang lebih baik.
8. Lakukan hobi/me time. Minta bantuan suami untuk menjaga anak selama Ibu melakukan hobi/me time. Melakukan hobi/me time akan membuat pikiran Ibu lebih relaks dan memperbaiki mood.
9. Memperbaiki kualitas tidur. Jika tidur cukup waktu maka akan memperbaiki konsentrasi dan lebih mudah dalam mengendalikan stress.
10. Berdoa. Berdoa akan mendekatkan kita kepada Tuhan dan mengurangi tingkatan stress.
11. Bercerita tentang masalah yang dihadapi kepada orang yang dipercaya misal suami atau sahabat dengan harapan tekanan akan berkurang dan mendapat pencerahan dari permasalahan yang dihadapi.
12. Meminta bantuan kepada yang ahli misal psikolog jika dirasa tekanan stress sudah mengganggu.
13. Konsumsi buah yang mengandung vitamin C dimana vitamin C dapat membantu tubuh untuk mengatasi stress. Contoh: Blueberry. Atau konsumsi makanan yang mengandung Triptofan – asam amino yang digunakan tubuh untuk membuat serotonin, neurotransmitter yang memperlambat aktivitas saraf di dalam otak sehingga dapat menenangkan pikiran dan tubuh. Contohnya adalah daging unggas, kacang-kacangan, biji-bijian, kedelai, susu, rumput laut dan buat pisang.
14. Mengatur waktu bersama suami. Selain si kecil, Ibu harus ingat bahwa suami juga membutuhkan kasih sayang dan perhatian. Aturlah waktu yang tepat untuk Ibu berduaan dengan suami sehingga komunikasi akan tetap terjalin dengan baik.
15. Mendengarkan musik yang disukai juga bisa membantu mengurangi stress dan meningkatkan mood.
16. Tambahan 1 lagi dari pengalaman pribadi, aku suka melihat video atau foto anak untuk boost emosi dan mengurangi stress.
Yang perlu diingat adalah you’re not alone mom. Seorang Ibu akan berjuang demi yang terbaik untuk anak-anaknya termasuk dalam menghadapi stress. Tips-tips diatas hanyalah sebagian kecil yang mungkin bisa membantu Ibu, tentu setiap Ibu akan memiliki ciri khas sendiri dalam menyelesaikan masalah dan mengurangi stress.
Tetap semangat menyusui walau bekerja, tetap semangat memberi yang terbaik sampai anak berusia 2 tahun.

1 komentar:

  1. Yang terpenting bisa membagi konsentrasi antara pekerjaan dengan keluarga, dan cukup istirahat. Stress akan jauh dari kita

    BalasHapus