Sabtu, 19 November 2016

TANTRUM

Emak-emak umumnya sudah kenal dengan istilah ini kan?
Apa sih tanrum?
------------------
Tantrums may happen when kids are tired, hungry, or uncomfortable; or because they can't get something (for example, an object or a parent) to do what they want. Learning to deal with frustration is a skill that children gain over time.
Toddlers want independence and control over their environment — more than they may be capable of handling. This can lead to power struggles as a child thinks "I can do it myself" or "I want it, give it to me." When kids discover that they can't do it and can't have everything they want, they may have a tantrum.
(Sumber : kidshealth)
Mommies punya teman yang hobi ngambek? Atau setiap ada masalah selalu melarikan diri? Katanya, orang dewasa yang kerap begini berarti saat kecil ketika tantrum tidak mendapat penanganan yang tepat. (Sumber : Mommies Daily)
If tantrums are shown by older people they might often be signs of immaturity and a mental disability, however many people can have them under extreme stress (sumber : Wikipedia)
---------------------
Dari beberapa kutipan di atas bisa saya simpulkan bahwa tantrum umumnya terjadi pada anak, sebagai fase perkembangan yang wajar, dikarenakan anak tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, padahal mereka belum benar-benar bisa mengungkapkan keinginan maupun emosinya dengan baik.
Anak ingin menjadi mandiri, atau menguasai segalanya sendiri, rasa keakuannya sangat tinggi, dan mungkin melebihi dari yang mereka mampu, sehingga saat merasa bahwa mereka tidak bisa, mereka menjadi frustasi dan menjadi tantrum.
Bisa juga dipicu oleh kondisi anak yang kelelahan, tidak nyaman, lapar (yeah, karena lapar mengubah seseorang)
Namun ternyata tantrum tidak hanya terjadi pada anak-anak, tantrum bisa juga terjadi pada kita yang telah dewasa, ini mungkin ditunjukkan dengan cara hobi ngambek, saat keinginannya tidak terpenuhi, langsung ngambek, melakukan aksi protes, marah, atau bahkan ada yang benar-benar mengamuk, melempar barang, memukul objek atau orang lain, menyakiti diri sendiri, atau justru 'lari' dari masalah.
Tantrum pada orang dewasa biasanya menunjukkan immaturity, mental disability, atau stress berat.
Naaah makanya kalau anak tantrum, perlu disingkapi dengan baik dan benar.
Kalau sudah dewasa tapi masih gede ambek tandanya belum dewasa, atau saat kecil tantrummu tidak diatasi dengan baik dan benar, atau kamu sedang dalam kondisi stress berat (kayaknya saya termasuk nih hehehehehe).
Tadi sempat baca juga bahwa tantrum pada dewasa bisa juga dilampiaskan dengan cara yang positif, aman, tidak menyakiti yang lain, misal dengan menulis, curhat, dll selama hal tersebut tidak menyakiti, merugikan, melukai diri sendiri ataupun orang lain.
Haaayoooooo...
Siapa yang masih sering tantrum, gede ambek, dikit-dikit marah kalau keinginannya tidak dipenuhi? (Sepertinya saya termasuk harus ngacung duluan wkwkwkwkwwkkwkwk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar