Kamis, 15 Desember 2016

ALASAN BERTAHAN

Membaca ini, mengingatkan hubungan saya dengan si bang Toyib.

Dalam suatu hubungan, kita bisa saja menemukan segudang alasan untuk berpisah, karena mencari kesalahan adalah hal mudah ;)
Tidak ada kecocokan lagi, sepertinya ini seringkali menjadi alasan perpisahan pasangan.

Saya mulai mengenal bapake sekitar tahun 2000, memulai hubungan cinta di tahun 2003 dan menikah di tahun 2009.
Dalam kisah kami, belum pernah ada kisah putus-nyambung.
Lalu apakah kami cocok? Gak juga koq.

Saya bawel banget, dia pendiam dan suka sebel kalau dengar kebawelan saya.
Saya mengandalkan komunikasi, sementara dia itu suka nyebelin dalam hal komunikasi, sering sulit dihubungi.
Saya orangnya berantakan banget, sementara dia maunya sih rapi, jadi dia sering sebel sama saya yang berantakan.
Dll, banyak laah kalau dibahas hihihihi.

Kata orang, ada yang namanya 'badai' 5 tahunan.
Dulu menjelang pernikahan, hubungan kami kisaran di angka 5 tahun, hampir 6 tahun, dan yes badai itu datang, kami ribuuuuut mulu, tapi sih teteup gak putus hahahahaahaha.
Meski dulu hanya pacaran, tapi yah kami cukup intens bertemu, karena kegiatan kami yaah sama saja, latihan bareng, tanding bareng, ngelatih juga bareng, bedanya yaah gak tinggal bareng saja.
Badai tersebut berlalu, dan kami tetap menikah.

Lalu masuk usia 5 tahun pernikahan, hadir seorang putri istimewa penuh teka-teki, tahun yang berat bagi kami, dan di saat yang sama dia mendapat tugas baru, pekerjaannya membuat dia semakin jarang pulang, jarang hadir di rumah, padahal kondisinya bukanlah kondisi ringan-ringan lucu melainkan ngeri-ngeri sedap.
Di saat rasanya saya berada di kondisi yang sangat berat, dan berharap suami hadir menjadi tempat bersandar yang mampu memberi semangat, wajar kan saya mengharapkan hal tersebut?
Namun kenyataan tidak seindah harapan.
Sejujurnya saya berada dalam kondisi yang terpuruk, rasanya memang hampir gila, saya berada di ujung kewarasan, semua rasa bercampur jadi satu.
Kecewa, marah, bingung, lelah, sakit, merasa tersisih, terabaikan, dsb.
Hubungan kami memburuk, segudang alasan membuat perpisahan berada di depan mata.
Saya merasa punya alasan cukup kuat untuk berpisah, pergi dari rumah, atau melakukan sesuatu untuk 'menghukum' suami atas semua yang telah dia lakukan.
Entah ke mana perginya rasa sayang yang membuat saya bersedia menerima pinangannya, semua seperti terhapus rasa kecewa yang dalam.

Ya, dalam pernikahan atau suatu hubungan kita mungkin bisa menemukan banyak alasan untuk berpisah, saya pernah merasakan hal tersebut.

Lalu apa yang membuat kami masih bertahan?
KOMITMEN.
Benar, bahwa kita harus bisa menemukan alasan untuk tetap mempertahankan pernikahan, dan bagi saya, komitmen adalah alasan utamanya.
Komitmen untuk tetap bertahan.
Komitmen untuk tetap memberikan bentuk keluarga yang utuh bagi anak-anak.
Komitmen untuk sekali lagi mencoba keluar dari badai, meski badai kali ini terasa sangat dahsyat.

Tak mudah memang tetap bertahan menghadapi badai besar seperti ini, bagi kami mungkin terasa double badainya : kondisi anak dan kondisi hubungan.
Bukan sedikit kisah perpisahan yang saya dengar berawal dari hadirnya anak istimewa dalam pernikahan, tapi bukan mustahil juga untuk tetap bertahan.

Lalu saya mulai memutuskan untuk berhenti.
Berhenti membuat standart harapan yang terlalu tinggi. Awalnya saya mau semua yang terkait dengan pemeriksaan Kirana terkejar dengan cepat, paralel, dan akhirnya saya longgarkan.
Berhenti berharap pada kehadiran suami. Saya tidak lagi memiliki harapan sebesar di awal kelahiran Kirana bahwa bapake akan hadir memberi support bagi saya, saya harus bisa bergerak sendiri, hingga akhirnya jika dia hadir yah anggap saja bonus.

Lalu saya merasa mulai ada perbaikan, dia pun berusaha juga untuk melakukan perbaikan.
Kini meski belum 100% pulih, namun setidaknya kami mencoba keluar dari badai besar ini, sedikit demi sedikit.

Ya, pernikahan tidak selamanya indah, tentu saja akan ada kerikil kecil hingga badai besar.
Pasangan tidak akan selamanya cocok, namanya juga beda individu heheheheehe.
Namun menemukan alasan untuk tetap bertahan adalah hal yang sangat penting, dan menjaga alasan tersebut dengan segenap jiwa dan cinta juga sangat penting, karena menemukan alasan untuk berpisah mungkin jauh lebih mudah.

Ingatlah bahwa tak ada badai yang abadi, dan di setiap badai berlalu, akan ada pelangi yang indah.
Ingatlah bahwa tantangan datang untuk diselesaikan, ketika kita mampu menyelesaikan tantangan dengan baik, maka kita akan naik level, lebih tinggi, lebih kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar