Senin, 20 Februari 2017

ANODONTIA : Si Gigi yang Hilang



Selama ini kupikir semua bayi akan memiliki gigi, yang ompong total itu cuma oma opa, ternyata oh ternyata, ada juga looh kelainan langka yang membuat manusia tidak dapat punya gigi, ompong total, tidak akan pernah bisa merasakan punya gigi, atau ada gigi-gigi tertentu yang hilang.
Nah.
Kali ini aku akan bahas kelainan langka yang satu ini : Anodontia.

Kenalan yuks sama Anodontia.


Anodontia is a genetic disorder commonly defined as the absence of all teeth, and is extremely rarely encountered in a pure form without any associated abnormalities. (Sumber : NORD)
Anodontia adalah kelainan genetik yang umumnya didefinisikan sebagai ketiadaan seluruh gigi, dan anodontia yang murni tanpa terasosiasi dengan abnormalitas lainnya adalah sangat langka.

Anodontia is a dental condition characterized by complete absence of teeth. (Sumber : GARD)
Anodontia adalah kondisi gigi yang ditandai dengan ketiadaan seluruh gigi.
Rare but more common than complete anodontia are hypodontia and oligodontia. Hypodontia is genetic in origin and usually involves the absence of from 1 to 6 teeth. Oligodontia is genetic as well and is the term most commonly used to describe conditions in which more than six teeth are missing. (Sumber : NORD)
Langka namun lebih umum daripada anodontia komplit adalah hypodontia dan oligodontia.
Hypodontia adalah murni genetik dan biasanya melibatkan hilangnya 1 sampai 6 gigi.
Oligodontia juga genetik, dan yang paling umum digunakan untuk mendeskripsikan kondisi ini adalah hilangnya lebih dari 6 gigi.

These conditions may involve either the primary or permanent sets of teeth, but most cases involve the permanent teeth. These phenomena are associated with a group of non-progressive skin and nerve syndromes called the ectodermal dysplasias. Anodontia, especially, is usually part of a syndrome and seldom occurs as an isolated entity. (Sumber : NORD)
Kondisi ini mungkin mempengaruhi baik gigi susu maupun permanen, namun mayoritas kasusnya mempengaruhi gigi permanen.
Fenomena ini biasanya diasosiasikan dengan sekelompok sindrom kulit dan syaraf yang bersifat non progresif, bernama ectodermal dysplasia.
Terutama anodontia, biasanya merupakan bagian dari sindrom, jarang muncul dalam bentuk terisolasi.

The prevalence is unknown but it is extremely rare. (Sumber : Orphanet)
Prevalensi anodontia tidak diketahui, namun anodontia sangat langka.

Bagaimana anodontia diwariskan?

Anodontia is inherited in an autosomal recessive pattern, which means both copies of the gene in each cell have mutations.The parents of an individual with an autosomal recessive condition each carry one copy of the mutated gene, but they typically do not show signs and symptoms of the condition. (Sumber : GARD)
Anodontia diwariskan dengan pola autosomal resesif, yang artinya kedua salinan gen pada sel mengalami mutasi. Orangtua dari individu dengan kondisi autosomal resesif, masing-masing membawa 1 salinan dari gen yang termutasi (carrier), namun biasanya mereka tidak menunjukkan gejala ataupun tanda dari kondisi tersebut.

Bagaimana mendiagnosa anodontia?

Clinical examination along with a panoramic radiograph (and intra-oral X-rays if needed) is performed when teeth eruption is delayed and teeth are then thought to be missing. In normal conditions all primary teeth and crypts of permanent first molars are visible on radiography at birth and permanent teeth crowns (except third molars) at 6 years of age. A diagnosis of anodontia is given when all teeth are missing. (Sumber : Orphanet)
Pemeriksaan klinis menggunakan panoramic radiograph (diperlukan intra-oral X-rays) dilakukan jika erupsi gigi terlambat dan gigi diduga hilang.
Diagnosa anodontia diberikan jika seluruh gigi tidak ada (hilang).

Apa yang dilakukan jika mengalami anodontia?

Treatment involves full fixed dentures or, in suitable candidates, dental implants. Early mandibular implants therapy is indicated in these severe phenotypes of anodontia. A marked alveolar bone hypotrophy is generally associated with anodontia and requires CT exams of the mandible and 3D reconstructions for implants surgical planning. Maxillary rehabilitation based on osteointegrated implants and prosthodontics is indicated at the end of the skeletal growth. Bone grafts such as onlay autogenous grafts and maxillary sinus floor augmentation procedures are often necessary. Before completion of growth a removable maxillary denture should be used. (Sumber : Orphanet)
Tindakan yang dilakukan adalah penggunakan gigi palsu, atau untuk kandidat yang cocok, akan dilakukan implan gigi.
Terapi implan mandibular secara dini dilakukan pada anodontia berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar